Minggu, 08 April 2012

ANALISA BISNIS BUDIDAYA GAHARU

ANALISA BISNIS BUDIDAYA GAHARU 

Analisa biaya dan keuntungan dari budidaya pohon penghasil gaharu, pada luasan tanah 1 ha, jangka waktu 7 tahun. Dengan jarak tanam 3 X 3 luas tanah cukup ideal ditanami gaharu sebanyak 1.000 batang. Berikut ini adalah perincian biaya dan keuntungan dari budidaya pohon penghasil gaharu:
-BIAYA
A.Biaya Tahun 1
  1. Pembelian Bibit 1000 batang @ Rp 6.500                   Rp  6.500.000
  2. Pupuk kandang 5 ton @ Rp 100.000                           Rp     500.000
  3. Pestisida                                                                 Rp     150.000
  4. Tenaga Kerja Lepas penanaman dan pemeliharaan     Rp 12.000.000
                                                             jumlah                           Rp  19.150.000 
B.Biaya Tahun ke-2 sampai ke-7
  1. Pupuk Kandang Rp 500.000 x 6 tahun                        Rp  3.000.000
  2. Pestisida Rp 150.000 x 6tahun                                  Rp     900.000
  3. Tenaga Pemeliharaan Rp 12.000.000 x 6 tahun          Rp 72.000.000
  4. Tenaga Panen Lepas                                                Rp 25.000.000
                                                             jumlah                           Rp 100.900.000
C.Biaya Inokulasi tahun ke-4
  1. Fusarium untuk inokulasi 1.000 batang x Rp 300.000   Rp 300.000.000 
  2. Tenaga Kerja penyuntikan                                          Rp  10.000.000
                                                             jumlah                           Rp 310.000.000
TOTAL BIAYA A+B+C                                                                                Rp 430.050.000
  
Asumsi biaya diatas adalah biaya maksimal, biaya tersebut dapat kita tekan apabila penanaman dan perawatan dilakukan sendiri.
- PENERIMAAN
Dengan asumsi keberhasilan inokulasi 65% dari 1.000 batang maka tanaman yang dapat dipanen sebanyak 650 batang. Satu batang pohon gaharu dengan masa inokulasi 3 tahun menghasilkan rata-rata 2 kg gubal, 10 kg kemendangan, dan 20 kg abu. Sehingga total yang dihasilkan dari 700 batang adalah 1.300 kg gubal, 6.500 kg kemendangan dan 13.000 kg abu.
  1. Gubal 1.300 kg @ Rp 5.000.000                              Rp  6.500.000.000
  2. Kemendangan 6.500 kg @ Rp 1.000.000                  Rp  6.500.000.000
  3. Abu 13.000kg @ Rp 200.000                                   Rp  2.600.000.000
TOTAL PENERIMAAN                                                                            Rp 15.600.000.000
- KEUNTUNGAN
  Keuntungan   = Penerimaan - Biaya
                      = Rp 15.600.000.000 - Rp 430.050.000
                      = Rp 15.169.950.000
 

PEMELIHARAAN BIBIT GAHARU

Petunjuk Teknis Pemeliharaan Bibit Melalui Penyungkupan


Bahan dan alat yang diperlukan :
- Polybag ukuran 12 cm x 15 cm
- Media tanam : topsoil  (tanpa pupuk kimia)
- Bambu untuk pembuatan sungkup (tergantung ukuran besar kecilnya sungkup).
- Plastik bening (untuk sungkup)
- Lakban/ plaster
- Tali pengikat

A. Pemilihan Lokasi
Lokasi persemaian hendaknya berada pada daerah yang ternaungi (di bawah tegakan). Dihindari penempatan bibit berada langsung di bawah terik matahari. Apabila tidak terdapat naungan tegakan yang cukup, dapat dilakukan pemasangan paranet/shading net dengan persentase 50-75% (paranet tidak diletakkan langsung diatas sungkup). Lokasi juga hendaknya dekat dengan sumber air.

B. Penyiapan Media Tanam
- Media tanam adalah topsoil Sebaiknya dihindari penggunaan pupuk kimia.
- Media tanam dimasukkan ke dalam polybag dengan ukuran 12 cm x 15 cm atau dapat juga ukuran yang lebih besar. Ukuran polybag juga dipengaruhi ketersediaan lahan pembibitan. Polybag yang berukuran besar memerlukan lahan persemaian yng lebih luas.
- Polybag yang telah terisi disusun dengan lebar maksimal 140 cm dengan panjang bedengan disesuaikan dengan banyaknya bibit yang disemaikan.

C. Penanaman
- Bibit yang telah tersedia sebaiknya direndam dalam air bersih (sebaiknya ditambah hormon perangsang akar) selama 30 menit setelah dikeluarkan dari kardus.
- Bibit ditanamkan ke dalam polybag dengan terlebih dahulu membuat lubang sebesar ukuran perakaran bibit pada media tanam pada polybag.
- Setelah ditanami dilakukan penyiraman secukupnya.

D. Pembuatan Sungkup
- Pembuatan sungkup dilakukan dengan ukuran tinggi 40 – 50 cm dengan lebar adalah ukuran penyusunan polybag dan panjang tergantung panjang susunan polybag.
- dibuat busur-busur dari bambu dengan jarak antar busur 1-1.5  meter. Ujung masing-masing busur ditancapkan ke dalam tanah di samping posisi bibit terluar serta bagian tengah busur diikatkan pada galangan/palang.
- Plastik benih (jangan hitam) dipasang setahap demi setahap mulai dari pangkal ke ujung. Bersamaan dengan pemasangan plastic dilakukan penyiraman hingga bibit jenuh air dan seluruh plastic bagian dalam basah. Hal ini dilakukan hingga seluruh kerangka sungkup tertutup erat plastic.
- Kedua ujung sungkup (yang akan berbentuk kubah panjang) ditutup rapat dengan lakban/plaster sehingga udara tidak dapat keluar masuk. Pada kedua bagian ini (pangkal dan ujung) plastic pelapis sebaiknya dua rangkap untuk menghindari kebocoran.
- Seluruh pinggir plastic yang berada didekat permukaan tanah ditutupi dengan tanah dengan rapat.

E. Pemeliharaan
- Bibit dipelihara dalam sungkup selama +/- 1 bulan. Selama ini kegiatan pemeliharaan yang dilakukan adalah melakukan control 2-3 hari sekali dengan memperhatikan kondisi kelembaban di dalam sungkup. Apabila bibit terlihat kering maka dilakukan penyiraman kembali hingga polybag terlihat jenuh air. Dalam penyiraman tersebut dihindari pembuka sungkup dengan ukuran besar sehingga cukup dimasuki selang saja.
- Setelah lebih kurang 1 bulan, sungkup dibuka setahap demi setahap (Dilarang membuka sungkup sekaligus) misal setengah meter sehari. Selama pembukaan sungkup tetap dilakukan penyiraman secukupnya.
- Setelah semua sungkup dibuka, sebaiknya bibit disiram sekali sehari (terutama pada musim kemarau) hingga bibit siap didistribusikan.
- Untuk menghindari akar bibit menembus tanah sebaiknya setiap dua bulan sekali dilakukan penggeseran bibit.



Penanganan Bibit Gaharu Cabutan


Berikut ini kami sampaikan beberapa catatan untuk mendukung keberhasilan pemeliharaan bibit gaharu (Aquilaria malaccensi) yang berasal dari cabutan/stump (pengiriman dari tempat lain) :

  • Pemeliharaan bibit yang berasal dari cabutan/stump harus terlebih dahulu dikondisikan dengan penyungkupan. Pemeliharaan bibit tanpa penyungkupan beresiko kegagalan walaupun bedeng pemeliharaan telah diletakkan di bawah naungan sekalipun. Ikuti petunjuk teknis pembuatan sungkup sebagaimana yang kami lampirkan. Sungkup terbuat dari plastic dan plastic sungkup tersebut dapat diperoleh dari toko peralatan pertanian atau toko plastic.
  • Media tanam sebaiknya merupakan campuran topsoil : kompos : pasir (2:1:1)
  • Penyiraman pertama harus betul-betul jenuh air dan penyiraman berikutnya hanya dilakukan jika media tanam terlihat kering. Dalam penyiraman tersebut dihindari membuka sungkup ukuran besar, cukup hanya dimasuki selang/lobang kecil.
  • Peletakan sungkup/bedeng pemeliharaan harus di bawah naungan tegakan (sebaiknya rindang) sehingga tidak ada sinar matahari langsung dengan intensitas tinggi dan lama. Paranet/shading net 75% diperlukan jika naungan tegakan kurang dan sebaiknya diatas sungkup diberikan lagi jerami/ pelepah daun kelapa/sawit. Periksa jika terjadi kebocoran pada sungkup.
  • Hindari membuka-tutup sungkup cukup sering. Dengan pembuatan sungkup yang tepat, kondisi di dalam sungkup akan terlihat mengembun dan tidak kering. Jika terlalu sering membuka dan menutup sungkup bibit beresiko kematian.
  • Setelah 3-4 minggu, sungkup dibuka secara bertahap, dilarang membuka sungkup sekaligus. Contoh : hari pertama dibuka 0,5 meter, hari kedua 1 meter dan seterusnya. Jika dibuka sekaligus bibit beresiko kematian.
  • Setelah dikeluarkan dalam sungkup, bibit dipeliharan dibawah naungan paranet dan sebaiknya juga di bawah tegakan agar tercipta iklim yang baik bagi pertumbuhan bibit.
  •  
Sumber : Laksmananursery.blogspot.com

BIBIT GAHARU



Menyediakan Bibit gaharu jenis Aquilaria Malaccensis dalam sekala besar maupun kecil.
  1. Ukuran 10-20 cm seharga Rp 5.000/batang
  2. Ukuran 30 cm seharga Rp 6.500/batang
  3. Ukuran 40-50 cm seharga Rp 8.500/batang                                                             
Lokasi bibit berada diprovinsi bengkulu. Pembelian bibit diatas 1.000 batang akan diberikan tambahan sebesar 5% dari pembelian. Untuk pengiriman jarak jauh saya juga menyediakan bibit cabutan. Harga bibit cabutan relatif lebih murah Rp 2.000/batang. Harga tersebut belum termasuk ongkos kirim.

Untuk pemesanan bibit dan stok bibit dapat menghubungi 
NAMA : ERRIS MARVENNITA
HP     : 0852-6707-0652
                      

Sabtu, 07 April 2012

Budidaya Gaharu


 “GAHARU” adalah salah satu komuditas hasil hutan bukan kayu (HHBK) komersial yang bemilai jual tinggi. Bentuk produk gaharu merupakan hasil alami dari kawasan hutan berupa cacahan, gumpalan atau bubuk. Gaharu merupakan tumbuhan yang memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi dan manfaat yang beragam. Selain dalam bentuk bahan mentah berupa serpihan kayu, juga diproses dengan penyulingan yang dapat menghasilkan minyak atsiri gaharu yang juga bemilai jual tinggi. 
Gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dan mengandung resin khas yang dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari marga Aquilaria, terutama A. Malaccensis. Resin ini digunakan dalam industri wangi-wangian (parfum dan setanggi) karena berbau harum. Gaharu dihasilkan tanaman sebagai akibat masuknya mikroba ke dalam jaringan yang terluka. Luka ini dapat terjadi secara alami maupun sengaja. Masuknya mikroba ke dalam tanaman dianggap sebagai benda asing sehingga sel-sel tanaman akan menghasilkan senyawa fitoaleksin yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyakit. Senyawa fitoaleksin ini dapat berupa resin berwarna coklat dan beraroma harum. 
Mahalnya harga getah dan pohon gaharu merupakan peluang yang sangat menggiurkan untuk membudidayakan pohon emas ini. Pembudidayaan gaharu selain dapat meningkatkan perekonomian masyarakat juga ikut serta dalam usaha penghijauan dan pelestarian hutan.  Budidaya gaharu dapat dilakukan didataran rendah sampai pegunungan, baik secara monokultur maupun sistem tumpangsari.  

PENANAMAN
 
Pemilihan jenis/species gaharu merupakan langkah awal dalam pembudidayaan tanaman gaharu. Aquilaria Malaccensis, A. Microcarpa dan A. Crassna merupakan jenis penghasil gubal gaharu yang aromanya sangat disukai oleh masyarakat timur tengah. Hal ini membuat harga jualnya sangat tinggi dipasaran. 
Lokasi penanaman gaharu bisa dilakukan baik didataran rendah maupun pegunungan, dari hutan/kebun sampai ke pekarangan rumah. Pembuatan jarak tanam pohon gaharu pada saat penanaman sangat bervariasi. Jarak tanaman yang cukup rapat seperti 3 x 1m cukup ideal untuk membuat kualitas tanaman yang tegak vertikal. Jarak yang cukup lebar seperti 3 x 3m (1.000 pohon) atau 3 x 4m memberikan kesempatan untuk mengkombinasikan tanaman pertanian lain yang juga dapat berfungsi sebagai tanaman pelindung. Jika tanaman gaharu ditanam di lahan yang sudah ditanami tanaman lain ( sistem tumpang sari), maka jarak tanaman gaharu minimal 3 m dengan tanaman tersebut.
Setelah jarak tanaman telah ditentukan langkah selanjutnya adalah membuat lubang tanaman ukuran 40 x 40 x 40 cm.Lubang yang telah digali dibiarkan 7-10 hari. Hal ini dilakukan agar lubang beraerasi dengan udara disekitarnya. Masukkan pupuk kandang atau kompos, campuran serbuk kayu dan tanah galian hingga menutupi 3/4 ukuran lobang. Kemudian sobek dan buang polybag dan tutup galian. Sebaiknya bibit yang akan ditanam sudah ditempatkan di lokasi kebun 2 minggu sebelum ditanam agar bibit dapat segera beradaptasi dengan lingkungan kebun tersebut.
Penanaman gaharu paling baik dilakukan pada awal musim hujan di pagi hari sampai pukul 11.00 kemudian dilanjutkan pada pukul 16.00 sore harinya. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan untuk menanam disepanjang tahun. Penanaman yang dilakukan tidak pada musim hujan memerlukan perhatian yang lebih dengan melakukan penyiraman tanaman sampai kurang lebih 2 minggu setelah penanaman atau sampai akar telah melekat ditanah.
Buatlah atap dari ilalang jika kebun monokultural/terbuka sampai berumur 18 bulan. Sebagai alternatifnya anda juga dapat menanam tanaman palawija seperti jagung, ubi kayu yang dapat berfungsi sebagai tanaman pelindung.

PEMELIHARAAN

Pemupukan dapat dilakukan sekali 3 bulan, namun dapat juga setiap 6 bulan dengan kompos. Penggunaan pupuk kimia seperti NPK dan majemuk dapat juga ditambahkan setiap 3 bulan dengan dosis rendah (5 gr/tanaman) setelah tanaman berumur 1 tahun, kemudian dosisnya bertambah sesuai dengan besarnya batang tanaman. Hama tanaman gaharu yang perlu diperhatikan adalah kutu putih yang hidup di permukaan daun bawah, bila kondisi lingkungan lembab. Pencegahan dilakukan dengan pemangkasan pohon pelindung agar gaharu terkena cahaya matahari diikuti penyemprotan pestisida seperti Tiodane, Decis, Reagent., dll Pembersihan rumput dapat dilakukan sekali 3 bulan atau pada saat dipandang perlu.
Pemangkasan pohon dilakukan pada umur 3 sampai 5 tahun, dengan memotong cabang bagian bawah dan menyisakan 4 sampai 10 cabang atas. Pucuk tanaman dipangkas dan dipelihara cukup sekitar 5 m, sehingga memudahkan pekerjaan inokulasi gaharu. 
INOKULASI
Inokulasi merupakan tahapan yang penting dalam pembudidayaan tanaman gaharu. Hal ini dikarenakan resi gaharu tidak mudah terjadi secara alami sehingga membutuhkan campur tangan manusia. Pelukaan dan memberikan bahan pemicu produksi resi seperti cendawan merupakan hal yang dapat dilakukan. Cendawan yang biasa diinokulasikan sangat banyak diantaranya adalah jenis Fusarium sp, Torula sp, Aspergillus sp dll.
Proses inokulasi dimaksudkan untuk membuat pelukaan yang tetap terbuka sehingga memacu produksi resin dari jaringan kayu. Metode inokulasi atau penyuntikan sangat bervariasi baik besar kecilnya lubang maupun cara pembuatan lubang. Adapun tingkat keberhasilan inokulasi pada suatu pohon juga bervariasi. Perhitungan yang sangat pesimis hasil budi daya pada tahun ke 7 adalah 1 Kg gubal, 10 Kg kemedangan dan 15 Kg abu. Namun berdasarkan pengalaman optimis 1 pohon dapat menghasilkan 5 – 10 Kg Gubal.

KEGUNAAN
Adapun beberapa manfaat/kegunaan dari gaharuadalah sebagai berikut:
  1. Aktivitas Kebudayaan - Islam, Budha, Hindu
  2. Perayaan Keagamaan - Kebanyakan di Negara Islam dan Arab
  3. Wangi Parfum - Wanginya Tahan Lama Banyak Diminati di Negara Eropa Seperti Daerah Yves Saint Laurent, Zeenat dan Amourage
  4. Aroma Terapi - Menyegarkan Tubuh, Perayaan dan Undangan
  5. Kecantikan - Sabun, Shampo Yang Harum Semerbak
  6. Obat & Kesehatan - Biasa Digunakan di Pengobatan Tradisional Khususnya Dinegara China dan Jepang
  7. Koleksi Pribadi - Untuk Ruangan Besar Khusus Eksklusif